KEBUTUHAN ANAK USIA DINI
Untuk membentuk generasi terbaik,
pendidikan bagi anak seharusnya diberikan sejak awal kelahirannya dimana usia
0-6 tahun merupakan fase terbaik 'golden age', fase yang turut menentukan bagi
perkembangan selanjutnya dimasa dewasa baik dari segi fisik, mental dan
kecerdasannya.
Sejak anak lahir, secara instink ia
membutuhkan air susu ibu untuk memenuhi kebutuhan biologisnya. Air susu ibu
mengandung unsur-unsur kimia yang dibutuhkan oleh tubuh baik dalam
pertumbuhannya dari hari ke hari. Kalau kebutuhan ini tak terpenuhi, maka bayi
akan secara spontan menangis sebagai reaksi atas rasa haus dan lapar yang belum
terpenuhi. Bayi akan menunjukkan kegembiraan, misalnya dengan senyum apabila
kebutuhannya telah terpenuhi. Dengan demikian dalam kehidupan awal seorang
anak, ada tiga kebutuhan pokok yang memerlukan perhatian, yaitu kebutuhan
jasmaniah, sosial, dan psikologis. Ketiga kebutuhan itu sangat berperan dalam
menciptakan kondisi kebahagiaan pada masa awal kanak-kanak.
Tentunya, perkembangan anak turut pula
dipengaruhi oleh pemenuhan kebutuhan yang di dapat oleh anak sejak usia dini,
dimana orangtua mempunyai kewajiban dalam memenuhi kebutuhannya. Semakin sempurna
pemenuhan kebutuhan yang didapat oleh anak, maka akan semakin besar tingkat
keberhasilan bagi anak pada masa dewasa.
Pengertian Analisis kebutuhan Anak Usia
dini
Analisis kebutuhan Anak Usia Dini adalah :
Suatu usaha untuk mengetahui segala sesuatu
yang dibutuhkan anak pada usia 0-6 tahun agar anak siap melanjutkan pendidikan
selanjutnya
Tujuan
Memahami kebutuhan Anak usia dini
Untuk membentuk generasi terbaik, kebutuhan anak usia dini harus
terpenuhi. Anak usia dini adalah anak dengan usia 0-6 tahun. Beberapa orang
menyebut fase atau masa ini sebagai golden age karena masa ini sangat
menentukan seperti apa mereka kelak jika dewasa baik dari segi fisik, mental
maupun kecerdasan. Tentu saja ada banyak faktor yang akan sangat mempengaruhi
dalam perjalanan mereka menuju kedewasaan, tetapi apa yang mereka dapat dan apa
yang diajarkan pada mereka pada usia dini akan tetap membekas dan bahkan
memiliki pengaruh yang dominan dalam menentukan setiap pilihan dan langkah
hidup mereka.
Kebutuhan
Dasar Anak Usia Dini :
1. ASUH ( KEBUTUHAN FISIK)
Kebutuhan Fisik adalah kebutuhan
Pangan , sandang , kesehatan dan papan Kebutuhan Fisik atau jasmani atau
sering disebut juga kebutuhan biologis meliputi kebutuhan untuk makan, minum,
dan pakaian. Pemenuhan atas kebutuhan ini merupakan tugas dan tanggung jawab
orangtua dan pengasuh. orangtua adalah pengasuh utama dan pengasuh hanya
membantu orangtua. Keduanya harus senada dalam memperhatikan kebutuhan makanan,
minuman, dan pakaian yang cocok untuk anak yang sesuai dengan situasi dan
kondisi. Selanjutnya orangtua dan pengasuh harus memperhatikan makanan dan
minuman tertentu yang menjadi kesukaan anak, dengan memperhatikan faktor
gizi dan kebersihan. Begitu juga makanan tertentu yang dapat mengganggu
kesehatan anak harus dihindari. Makanan yang bergizi dengan tingkat kebersihan
yang terjamin akan mendukung anak untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan
tahap-tahap perkembangan tertentu. Selain itu, untuk memelihara kesehatan anak,
orangtua harus mengetahui jenis-jenis makanan yang mengandung gizi yang sesuai
dengan tingkat kebutuhan anak. Sebaliknya orangtua dan pengasuh yang tidak atau
kurang memperhatikan kebutuhan gizi anak dapat menyebabkan anak akan mengalami
gangguan dalam perkembangan fisik karena sering sakit-sakitan dan tidak dapat
melakukan aktivitas seperti anak yang sehat pada umumnya. Dalam upaya
memelihara kesehatan anak yang optimal, juga sangat dibutuhkan lingkungan
tempat tinggal dengan air dan sanitasi memadai serta udara yang segar untuk
dihirupnya setiap hari. Selain itu, anak juga memerlukan tempat dan kesempatan
untuk bermain dan beristirahat. Antara bermain dan beristirahat harus ada
keseimbangan sehingga melalui bermain anak dapat bergerak. Di samping kegiatan
bermain, anak juga memerlukan kegiatan istirahat. Yang dimaksud dengan
beristirahat adalah anak berhenti dari segala aktivitasnya seperti tidur.
Dengan istirahat anak dapat memulihkan tenaga yang terpakai pada waktu bermain.
2. ASIH (KEBUTUHAN EMOSI/PSIKOLOGIS)
Pemberian kasih sayang
dari lingkungan keluarga inti dan lingkungan
Dalam perkembangannya
anak sangat memerlukan perhatian, kasih sayang. Sentuhan dan kesungguhan dalam
pengasuhan dari orang tua atau orang dewasa di sekitarnya. Sikap ini tidak
dapat di nyatakan dengan mudah tetapi perlu kesadaran penuh dalam pengaturan
emosi, pikiran dan perilaku dari orang tua atau pengasuh agar perkembangan anak
secara kognitif , social emosi , bahasa dan spiritualnya bisa optimal.
Anak akan merasa aman apabila merasa bahwa orang dewasa telah menerimanya
dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Sebaliknya, anak akan merasa
terganggu apabila mendapat perlakuan yang kurang tepat dari orang tua seperti
kurang peduli, kurang memberi perhatian yang wajar, acuh tak acuh, membiarkan anak
atau terlalu memanjakan anak. Kondisi dan pola pengasuhan seperti ini akan
menimbulkan efek perkembangan psikologis yang merugikan anak, seperti timbul
perasaan cemas, malu, tidak percaya diri, menjauhkan diri dari teman-teman atau
sebaliknya anak akan bersifat agresif. Selain itu, masa kanak-kanak merupakan
masa munculnya rasa ingin tahu (sense of curiosity) yang tinggi, terutama pada
usia 3 - 4 tahun. Keadaan ini disebut Montessori (1983) sebagai masa peka. Anak
akan bertanya tentang apa saja yang ada di lingkungannya, apalagi kalau obyek
itu masih baru dan belum diketahui sebelumnya. Para ahli psikologi anak
berpendapat bahwa pada usia ini anak menganggap dirinya sebagai pusat
segala-galanya.
Karenanya masa ini juga
sering disebut sebagai mas egosentrisme. Meski demikian, otoritas anak pada
masa ini sangat penting bagi proses perkembangan intelektual. Anak merasa tidak
mendapatkan kepuasan apabila orang tua dan lingkungannya tidak bisa memenuhi
kebutuhan rasa ingin tahunya. Untuk itu orangtua atau orang dewasa yang
lain hendaknya dengan senang hati dan tidak bosan dapat menjawab dan
menjelaskan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan anak.
3. ASAH (KEBUTUHAN PSIKOSOSIAL)
A.Stimulasi sosial
Stimulasi adalah suatu
aktifitas yang diberikan kepada seseorang dengan tujuan untuk mempercepat atau
meningkatkan perkembangannya . Stimulasi pada anak usia dini , baik secara
social maupun pendidikan yang di berikan harus tepat sesuai dengan kemampuan
dan kondisi anak serta aspek perkembangan yang akan di stimulasi .
Lingkungan seslalu
berpengaruh terhadap perkembangan anak . Khususnya bagi anak kecil. Hal ini di
sebabkan karena sifat ketidakberdayaan anak masih sangan tinggi . Lingkungan
yang sangat mempengaruhi anak :
1. Perubahan lingkungan
yang sangat mendadak , missal : bencana alam , konflik politik, konflik
keluarga dsb , sehingga anak mengalami trauma psikologis .
2. Lingkungan negative
yang memanfaatkan dan memperlakukan anak tidak pada mestinya. Anak menjadi
korban . hal ini juga bisa menimbulkan trauma psikologis yang berkepanjangan.
B. Stimulasi
Pendidikan
Anak Usia Dini
merupakan harapan bangsa yang memerlukan layanan pendidikan secara benar dan
tepat sehingga anak mampu mencapai tumbuh kembang secara optimal . Pada anak
usia dini masih sangat mudah untuk menerima masukan , sebab anak usia dini
dapat di ibaratkan sebagai lembaran kertas putih yang di gores tinta yang
melekat pada kertas tersebut .
Pendidikan yang di
peroleh anak sebelumnya akan mempengaruhi proses dan hasil pendidikan
selanjutnya . Keberhasilan Pendidikan Anak usia Dini sama halnya dengan
keberhasilan mempersiapkan penerus kehidupan bangsa dan Negara.
Pendidikan Anak Usia
Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukankepada anak sejak lahir sampai
dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan
untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak
memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (UU No.20/2003 tentang
Sisdiknas, bab 1, pasal 1, butir 14)
Peran PAUD dalam tumbuh kembang Anak
Berbagai studi
menunjukkan bahwa partisipasi anak pada pendidikan anak usia dini yang
berkualitas memberikan dampak jangka pendek berupa peningkatan IQ dan dampak
jangka panjang berupa peningkatan angka penyelesaian sekolah ( Barnett,S.W,
1992)
Berikut ini peran paud
dalam tumbuh kembang anak :
1. PAUD berperan dalam
membantu menyiapkan anak untuk masuk sekolah
2. PAUD menyiapkan anak
untuk bersosialisasi dengan lingkungan baru
3. PAUD mendorong anak
untuk bersosialisasi dengan lingkungan baru
4. PAUD meerupakan tempat
strategis untuk memperkenalkan anak pada nilai- nilai universal
5. PAUd membantu
membangun kreatifitas anak .
Kegiatan Pembelajaran Berorientasi pada Kebutuhan Anak
Kegiatan pembelajaran pada anak harus senantiasa berorientasi kepada
kebutuhan anak. Anak usia dini adalah anak yang sedang membutuhkan upaya-upaya
pendidikan untuk mencapai optimalisasi semua aspek perkembangan baik
perkembangan fisik maupun psikis (intelektual, bahasa, motorik, dan sosio
emosional). Dengan demikian berbagai jenis kegiatan pembelajaran hendaknya
dilakukan melalui analisis kebutuhan yang disesuaikan dengan berbagai aspek
perkembangan dan kemampuan pada masing-masing anak.
a.Bermain Sambil Belajar atau
Belajar Seraya Bermain
Bermain merupakan pendekatan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran pada
anak usia TK dan RA. Upaya-upaya pendidikan yang diberikan oleh pendidik
hendaknya dilakukan dalam situasi yang menyenangkan dengan menggunakan
strategi, metode, materi/bahan dan media yang menarik serta mudah diikuti oleh
anak. Melalui bermain anak diajak untuk bereksplorasi, menemukan dan
memanfaatkan objek-objek yang dekat dengan anak, sehingga pembelajaran menjadi
bermakna bagi anak. Bermain bagi anak merupakan proses kreatif untuk
bereksplorasi, dapat mempelajari keterampilan yang baru dan dapat menggunakan
simbol untuk menggambarkan dunianya. Ketika bermain mereka membangun pengertian
yang berkaitan dengan pengalamannya. Pendidik mempunyai peran yang sangat
penting dalam pengembangan bermain anak.
b.Menggunakan Pendekatan Tematik
Kegiatan pembelajaran hendaknya dirancang dengan menggunakan pendekatan
tematik dan beranjak dari tema yang menarik minat anak. Tema sebagai
alat/sarana atau wadah untuk mengenalkan berbagai konsep pada anak. Tema
diberikan dengan tujuan:
• Menyatukan isi kurikulum dalam satu kesatuan yang utuh.
• Memperkaya perbendaharaan kata anak.
Jika pembelajaran dilakukan dengan memanfaatkan tema, maka pemilihan tema
dalam kegiatan pembelajaran hendaknya dikembangkan dari hal-hal yang paling dekat
dengan anak, sederhana, serta menarik minat anak. Penggunaan tema dimaksudkan
agar anak mampu mengenal berbagai konsep secara mudah dan jelas.
c.Kreatif dan Inovatif
Proses pembelajaran yang kreatif dan inovatif dapat dilakukan oleh pendidik
melalui kegiatan-kegiatan yang menarik, membangkitkan rasa ingin tahu anak,
memotivasi anak untuk berfikir kritis dan menemukan hal-hal baru. Selain itu
dalam pengelolaan pembelajaran hendaknya dilakukan secara dinamis. Artinya anak
tidak hanya sebagai obyek tetapi juga sebagai subyek dalam proses pembelajaran.
d.Lingkungan Kondusif
Lingkungan pembelajaran harus diciptakan sedemikian menarik dan
menyenangkan sehingga anak selalu betah dalam lingkungan sekolah baik di dalam
maupun di luar ruangan. Lingkungan fisik hendaknya memperhatikan keamanan dan
kenyamanan anak dalam bermain. Penataan ruang harus disesuaikan dengan ruang
gerak anak dalam bermain sehingga dalam interaksi baik dengan pendidik maupun
dengan temannya dapat dilakukan secara demokratis. Selain itu, dalam
pembelajaran hendaknya memberdayakan lingkungan sebagai sumber belajar dengan
memberi kesempatan kepada anak untuk mengekspresikan kemampuan interpersonalnya
sehingga anak merasa senang walaupun antar mereka berbeda (perbedaan individual).
Lingkungan hendaknya tidak memisahkan anak dari nilai-nilai budayanya yaitu
dengan tidak membedakan nilainilai yang dipelajari di rumah dan di sekolah
ataupun di lingkungan sekitar. Pendidik harus peka terhadap karakteristik
budaya masing-masing anak.
e.Mengembangkan Kecakapan Hidup
Proses pembelajaran harus diarahkan untuk mengembangkan kecakapan hidup.
Pengembangan konsep kecakapan hidup didasarkan atas pembiasaan-pembiasaan yang
memiliki tujuan untuk mengembangkan kemampuan menolong diri sendiri, disiplin
dan sosialisasi serta memperoleh keterampilan dasar yang berguna untuk
kelangsungan hidupnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar